Selasa, 02 Mei 2017

Pagi yang buruk




“Devaaaannn.” Mata devan membuka dalam sekejap. Panggilan dari Sang kakak benar-benar merusak mimpi indahnya.
Braak. Devan meringis ketika mendengar suara hasil karya dari pintu kamarnya yang dibuat oleh kakak perempuan satu-satunya itu. Bangun paginya selalu seperti itu, di awali dengan teriakan dan diakhiri dengan dobrakan pintu.
Ketika dirinya melihat jam dinding yang terpasang pada kamar berwarna putih miliknya itu. Kali ini dirinya benar-benar tersenyum meringis, lebih mirip seperti orang ingin menangis. Jam enam lebih lima puluh.
Devan mengawali pagi harinya yang cerah itu dengan berlari kencang menuju gerbang sekolah. Nafasnya memburu akibat berlari kencang, ketika berada di gerbang depan sekolah, Pak Bambang yang berkumis tebal itu telah menyambutnya dengan tatapan tajam seperti menangkap mangsa yang telah berhasil di burunya dan  Devan membalasnya dengan cengiran lebar dan keringat sebesar biji jagung yang mulai menetes dari dahinya.
Pagi yang buruk, batinnya berkata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terrarium