Selasa, 02 Mei 2017

Everything Has Changed chap 5



Dan cinta itu datang lagi, diam-diam tanpa diketahui.
Seperti sebelumnya, tanpa disadari.
.
.
Langit di siang hari mulai menguning, sepertinya mentari perlahan mulai turun, menyebarkan cahaya jingga ke seluruh area, membuatnya tampak indah bagi sang pemilik mata yang memandangnya secara dalam.
Seorang gadis berambut panjang melihat ke arah gerbang sekolah dari lantai tiga ruang kelasnya. Hinata, nama gadis itu, berdiri di samping jendela, jendela itu menunjukkan pemandangan depan sekolah. Mata amethysnya kemudian meneliti jauh-jauh, seperti menunggu seseorang berjalan melintasi gerbang sekolah.
Tapi pandangannya kemudian mengarah ke bawah, ke bangku yang berada tepat di sebelahnya. Tasnya masih ada di tempat, benda milik pemuda itu. Dalam hati Hinata bertanya, pemuda  itu tidak mungkin meninggalkannya bukan? Maksudnya, setidaknya kalau ia ingin langsung pulang, bawalah sekalian tasnya. 
Terkadang, ada semacam pemikiran untuk membuka apa isi tas itu. Tapi Hinata menggeleng, paling-paling isinya hanya satu buah buku dan pena. Yah mungkin semacam itu, karena ia pernah memeriksa isi tas Kiba, teman laki-laki yang sekelas dengannya. Dan isinya hanya itu. Dan lagi, karena kebiasaan buruk pemuda itu yang belum hilang, malah semakin parah, membolos di akhir pelajaran sehingga membuatnya menunggunya sampai sore hanya untuk bertemu dengannya.
Hinata mengalihkan lagi pandangannya ke luar jendela kayu itu. Berbicara mengenai bertemu, ia jadi teringat percakapannya dengan Sakura sehingga membawanya kemari.
Saat itu bel sekolah pertanda istirahat telah berbunyi, teman-teman satu kelas telah pergi entah kemana. Hanya tinggal dirinya dan Tenten. Ia dan Tenten juga berniat pergi ke kantin sebelum sosok berambut merah muda muncul di hadapannya dengan tatapannya yang tak biasa.
“Hinata.”Sakura yang ternyata masih berada di tempat duduknya memanggilnya.
“Aku ingin bicara denganmu.” Lanjut Sakura.
Hinata memandang Sakura heran, tidak biasanya Sakura terlihat serius. Jadi dirinya hanya berdiri diam, pertanda akan mendengarkan apa kata Sakura.
Sakura melihat Tenten, yang berada di samping Hinata.  Tenten sepertinya mengerti arti tatapan yang diberikan kepadanya.
“Baiklah-baiklah. Aku pergi, ” Ujar Tenten kemudian melangkah perlahan keluar dari kelas.
“Kau harus bicara dengan Naruto, Hinata.” Sakura berkata tanpa basa basi.
“Kenapa?” 
Kenapa? Apa tidak ada kata lain yang lebih tepat untuk merespon. Hinata merasa ingin melempar mulutnya, tentu saja ia tahu apa sebabnya.
Sakura ingin bicara lagi, namun ada sinar keraguan di matanya. Hinata hanya menunggu dalam diam.
“Kau tahu, kau tidak harus bersikap seperti ini. Bukan hanya kau yang merasa terbebani, tapi dirinya juga.”
Hinata rasa, ia tahu apa yang ingin dikatakan Sakura jadi sebelum Sakura berbicara lebih banyak, dirinya memotong ucapannya. “Aku tahu.” Ucap gadis berambut panjang berwarna indigo itu.
“Aku akan bicara padanya nanti.”
Dan disinilah dirinya, menunggu seorang pemuda yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terrarium