Rabu, 14 Oktober 2015

LoVe itu RuMit



Cinta itu rumit. Membuatku bingung. Seperti jalan yang berliku-liku, yang ujungnya belum tentu kau temukan. Bisa saja kau menemui jalan buntu atau jurang. Kalau dipikir seperti itu mengerikan juga.
                Aku suka kamu. Kamu suka dia. Dia suka yang lain. Yang lain ada yang suka aku.
Aduh bingung.
Like this, berputar-putar macam kincir angin atau yang lebih gedenya lagi bianglala.
Aku tahu, yang namanya hati itu tidak bisa dipaksakan. Tidak juga padamu.
Bulshit, kalau aku bilang cukup melihatmu dari jauh.
Aku suka memandangmu, iya. Aku suka melihatmu tersenyum. Aku suka melihatmu mengunjungi tempat-tempat indah, iya. Tapi tidak bersama perempuan lain.
                Aku berharap, perempuan itu aku. Bahagia banget.
Ketika orang yang kau sukai berbalik menyukaimu.
 Aku sering membaca,membaca cerita. Aku juga ingin ceritaku ber-end happy. Tapi nyatanya, tak semudah itu. Lebiih-lebih menerima kenyataan tentang kamu.
                Kabarnya, kamu suka dengannya. Perempuan beruntung yang kau berikan hatimu.
                Aku pikir itu cuma cinta monyetmu, tapi jika itu nyata… aku bisa apa.
Aku cuma bisa berharap kau bahagia. Walau akhirnya, organ di dalam tubuhku begitu sesak sampai rasanya sulit bernapas. Ngilu, ngilu yang ingin ku tendang jauh-jauh.
Walau kabar itu belum benar adanya.
               
               

In MeMorian



Mungkin..peribahasa dari mata turun ke hati itu ada benarnya.
Pernah ngga sih kamu merasa kagum sama seseorang? Kemudian rasa kagum itu berubah jadi rasa suka kemudian jadi cinta?
Kalau aku sih… maybe belum sampe cinta ya, hanya sebatas suka. I Mind.
Aku kagum sama seseorang. Kagum dengan segala hal yang ia punya, segala hal yang bisa ia dapatkan dan raih,, yang semua itu ngga bisa gue raih dan miliki.
Pertama kali melihatnya lagi setelah sekian lama, saat awal sma, dimana saat itu hari raya idul fitri, ia tersenyum setelah sholat atau ziarah, Aku tak tahu pasti, sambil berbocengan pada ayahnya. Dia mengenakan warna baju yang sama denganku, yaitu kuning. Itu aneh. Aneh sialan yang baru ku sadari sekarang. Pertanda buruk. I will have a feel with them.

Ia, anak itu, tersenyum cerah, secerah mentari, hampir seperti anime Naruto. Ia tersenyum dengan menampilkan deretan gigi-gigi putihnya. Yang sialnya tak ku balas. Di situ, di beranda teras bibiku… aku hanya terdiam, menimbang-nimbang, berpikir. Setelah aku sadar itu dia, dia sudah lewat, dan aku sadar kalau aku lupa membalasnya senyumnya. Shit banget. Reflekku memang kurang bagus.

Setahun berlalu, secara tak sengaja, aku berteman dengannya di social media.  Dari situ, aku mulai tahu ia bersekolah dimana, seperti apa kesehariannya. Dan dari situlah, kagumku dimulai.
Kagum yang membuatku merasa nyeri.
Saat berpapasan dan ia tidak mengenaliku.
Saat berdekatan dengannya dan ia tidak menyadariku.
Saat aku hanya bisa terdiam, melihatnya dari jauh.
Anjirr banget.  Pengin aku tonjok muka sok coolnya. Eh jangan deh, ntar dia ga ganteng lagi. Actually, what the hell?
Setelah beberapa kali bertemu dengannya dan ia tidak menyapaku. Aku menarik beberapa kesimpulan.
Alasan mengapa ia bertindak seperti itu.
Pertama, ia marah karena senyumnya tak dibalas.
Kedua, ia masih punya dendam ketika dulu aku menjahilinya waktu sd.
Ketiga, ia tidak suka denganku.
Semuanya bikin feeling ku down –
Kenapa? Why? Kenapa disaat aku mulai kagum dengannya?
Kenapa disaat aku mulai suka dengannya ia seperti itu?
Kenapa ada begitu tanya dengan awalan kenapa?
Kenapa waktu begitu cepat merubah seseorang? Ada apa dengannya satu tahun ini?
—Aku bertanya-tanya dalam hati. Terdiam, termenung dan berpikir.
Apakah ini balasan Tuhan untukku? Apakah ini karma? Karena dulu aku menjahilinya, karena dulu aku bahkan tak memandangnya? Karena dulu bahkan aku tak merasa atau akan menyukainya seperti ini?
Jika iya, mungkin ini yang namanya keadilan. Tapi hal ini, perasaan ini begitu membuat hatiku ngilu.
Aku jadi ingin bertemu dengannya dan menyapanya. Tapi aku bahkan tak dapat menemuinya. Karena aku bukan siapa-siapanya, bukan bagian dari hidupnya. Dan karenanya, sering membuatku merindukannya.

Sabtu, 03 Oktober 2015

Blogku yang entah ke berapa

Hai..
Ini adalah blog yang entah ke berapa yang pernah saya buat.
Seharusnya saya mengawalinya dengan ceria ya, sayangnya hatiku sedang tidak secerah awal bulan ini. Jadi saya mengawalinya dengan membuat postingant entang puisi.

Bagiku,puisiku itu... seperti menceritakan kehidupanku.
Apa yang kupikirkan, apa yang ada didalam hati.
Apa yang terpendam. semuanya tentang aku. hehe.
Jadi yang tidak suka mendengarkan curhat.. pergi saja sana!

Aku tidak mengusir ko, tidak, tidak, aku hanya... menyuruh pergi saja.
Sama saja dong. Kalau dibilang sama, tentu saja ini beda,beda kata.
Ya daripada baca terus tidak suka, lalu marah-marah, nanti nyalahin orang, kan merepotkan jadinya.
Karenanya, you can came back if you don't like. Jangan memaksakan diri okay.

Blog ini, semuanya about me, dan tentang kehidupan disekitarku.

Asaku masih dibalik awan



Merajut asa, menantinya
Apa yang harus kulakukan
Ketika keduanya tak memilihku

Harus bagaimana..
Apakah harus lari kehutan
Atau tenggelam dilaut nan dalam

Semalam,aku bermimpi
Tak dapat menggapai asaku
Tak bisa menemuinya

Lalu,aku mau apa..
Ketika tujuanku bahkan  tak  mampu ku raih
Aku harus apa..

Aku pernah berkata, aku ingin pergi saja
Tapi bahkan kepergianku telah tertulis
Di sebuah kertas putih dengan tinta hitam

Ketika mimpiku tercapai
Ketika aku dapat bertemu denganmu
Aku percaya, semua butuh waktu

Terrarium