Mungkin..peribahasa dari mata turun ke hati itu ada
benarnya.
Pernah ngga sih kamu merasa kagum sama seseorang? Kemudian
rasa kagum itu berubah jadi rasa suka kemudian jadi cinta?
Kalau aku sih… maybe belum sampe
cinta ya, hanya sebatas suka. I Mind.
Aku kagum sama seseorang. Kagum dengan segala hal yang ia
punya, segala hal yang bisa ia dapatkan dan raih,, yang semua itu ngga bisa gue
raih dan miliki.
Pertama kali melihatnya lagi setelah sekian lama, saat awal
sma, dimana saat itu hari raya idul fitri, ia tersenyum setelah sholat atau
ziarah, Aku tak tahu pasti, sambil berbocengan pada ayahnya. Dia mengenakan
warna baju yang sama denganku, yaitu kuning. Itu aneh. Aneh sialan yang baru ku
sadari sekarang. Pertanda buruk. I will have a feel with them.
Ia, anak itu, tersenyum cerah, secerah mentari, hampir
seperti anime Naruto. Ia tersenyum dengan menampilkan deretan gigi-gigi
putihnya. Yang sialnya tak ku balas. Di situ, di beranda teras bibiku… aku
hanya terdiam, menimbang-nimbang, berpikir. Setelah aku sadar itu dia, dia
sudah lewat, dan aku sadar kalau aku lupa membalasnya senyumnya. Shit banget.
Reflekku memang kurang bagus.
Setahun berlalu, secara tak sengaja, aku berteman dengannya
di social media. Dari situ, aku mulai
tahu ia bersekolah dimana, seperti apa kesehariannya. Dan dari situlah, kagumku
dimulai.
Kagum yang membuatku merasa nyeri.
Saat berpapasan dan ia tidak
mengenaliku.
Saat berdekatan dengannya dan ia
tidak menyadariku.
Saat aku hanya bisa terdiam,
melihatnya dari jauh.
Anjirr banget. Pengin
aku tonjok muka sok coolnya. Eh jangan deh, ntar dia ga ganteng lagi. Actually,
what the hell?
Setelah beberapa kali bertemu dengannya dan ia tidak
menyapaku. Aku menarik beberapa kesimpulan.
Alasan mengapa ia bertindak seperti itu.
Pertama, ia marah karena
senyumnya tak dibalas.
Kedua, ia masih punya dendam
ketika dulu aku menjahilinya waktu sd.
Ketiga, ia tidak suka denganku.
Semuanya bikin feeling ku down –
Kenapa? Why? Kenapa disaat aku
mulai kagum dengannya?
Kenapa disaat aku mulai suka
dengannya ia seperti itu?
Kenapa ada begitu tanya dengan
awalan kenapa?
Kenapa waktu begitu cepat merubah seseorang? Ada apa
dengannya satu tahun ini?
—Aku bertanya-tanya dalam hati. Terdiam, termenung dan
berpikir.
Apakah ini balasan Tuhan untukku? Apakah ini karma? Karena
dulu aku menjahilinya, karena dulu aku bahkan tak memandangnya? Karena dulu
bahkan aku tak merasa atau akan menyukainya seperti ini?
Jika iya, mungkin ini yang namanya keadilan. Tapi hal ini,
perasaan ini begitu membuat hatiku ngilu.
Aku jadi ingin bertemu dengannya dan menyapanya. Tapi aku
bahkan tak dapat menemuinya. Karena aku bukan siapa-siapanya, bukan bagian dari
hidupnya. Dan karenanya, sering membuatku merindukannya.